Dzikir Al-Ma’tsurat: Perisai dari Segala Gangguan Gaib

Bismillāhirraḥmānirraḥīm

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

Allāhumma ṣalli wa sallim wa bārik ‘alā Sayyidinā Muḥammad, wa ‘alā ālihī wa ṣaḥbihī ajma‘īn.


Halaman 1 — Dzikir Al-Ma’tsurat: Perisai Spiritual di Zaman Penuh Gangguan

Di tengah zaman modern yang penuh tekanan, banyak orang mencari perlindungan dari energi negatif, gangguan makhluk halus, atau sekadar rasa cemas yang tak jelas asalnya. Namun sesungguhnya, pelindung paling ampuh telah diwariskan langsung oleh Rasulullah ﷺ — kumpulan doa dan dzikir yang disebut Al-Ma’tsurat. Dzikir ini bukan hanya bacaan harian, tapi benteng spiritual yang mampu menangkis sihir, jin, dan gangguan hati yang tak kasat mata.

Al-Ma’tsurat disusun dari ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa shahih yang dibaca Rasulullah ﷺ setiap pagi dan petang. Di dalamnya terdapat Ayat Kursi, Al-Ikhlash, Al-Falaq, An-Nās, serta doa-doa perlindungan lainnya. Bukan hanya sekadar kumpulan lafaz, tetapi energi spiritual yang, ketika dibaca dengan iman dan keyakinan, membangun perisai di sekeliling pembacanya — melindungi dari gangguan makhluk halus dan godaan batin yang melemahkan iman.

وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ * وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ

Wa qul rabbi a‘ūdzu bika min hamazātis-syayāṭīn. Wa a‘ūdzu bika rabbi an yaḥḍurūn.

Artinya: “Dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan, dan aku berlindung (pula) kepada-Mu, ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekat kepadaku.’” (QS. Al-Mu’minūn: 97–98)

Ayat ini menjadi inti dari semangat Al-Ma’tsurat: kesadaran bahwa manusia lemah tanpa perlindungan Allah. Sebab setan dan jin tidak pernah berhenti menggoda manusia, baik dengan bisikan lembut maupun ketakutan yang tiba-tiba. Namun siapa yang menjaga dzikir pagi dan petang, akan dijaga oleh malaikat sebagaimana disebut dalam banyak riwayat. Ia tidur dalam ketenangan, beraktivitas dengan cahaya, dan hatinya dipenuhi rasa aman yang sulit dijelaskan.

Karenanya, dzikir Al-Ma’tsurat bukan hanya bacaan, melainkan gaya hidup ruhani. Ia adalah pakaian tak terlihat yang dikenakan oleh orang-orang beriman untuk berjalan di dunia yang penuh kegelapan spiritual. Siapa yang istiqamah membacanya, akan merasakan ketenangan luar biasa — bukan karena tak ada gangguan, tapi karena hatinya tak lagi takut.


🌿 Siap memahami rahasia mengapa Al-Ma’tsurat disebut sebagai “tameng gaib” para wali dan ulama besar, serta bagaimana mengamalkannya dengan benar setiap hari?
➡️ Lanjutkan ke Halaman 2: “Rahasia Ayat dan Doa dalam Al-Ma’tsurat yang Menundukkan Jin dan Setan.”