Ketika Dunia Terlelap, Langit Justru Mendengar
Di saat kebanyakan manusia memejamkan mata, ada segelintir jiwa yang justru terjaga — bukan karena gelisah, tetapi karena rindu kepada Penciptanya. Mereka menengadahkan tangan, melafalkan dzikir dengan lirih, dan air mata mengalir tanpa mereka sadari. Malam yang bagi banyak orang terasa sunyi, bagi mereka justru menjadi panggung keintiman spiritual. Di sanalah, obat resah yang tidak dijual di apotek ditemukan — dzikir malam yang mampu menenangkan hati lebih dari apa pun di dunia ini.
Resah yang Tidak Disembuhkan oleh Dunia
Banyak orang mencari ketenangan dengan harta, liburan, atau obat penenang. Namun, resah batin bukanlah penyakit fisik — ia adalah tanda hati yang haus akan dzikir. Allah berfirman,
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)Ayat ini bukan sekadar nasihat, melainkan kunci kehidupan. Ketika seseorang mengingat Allah di tengah malam, kesedihan perlahan luruh, dan kegelisahan berubah menjadi kekuatan. Dzikir malam bukan untuk menghindar dari dunia, tapi untuk menemukan makna sejati dari hidup di dalamnya.
Waktu Di Mana Doa Tidak Pernah Ditolak
Rasulullah ﷺ bersabda,
“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)Hadis ini menunjukkan bahwa dzikir malam bukan sekadar ibadah, tetapi momen pertemuan pribadi antara hamba dan Tuhannya. Ketika dunia tidur, pintu langit justru terbuka lebar.
Resah tidak bisa dihapus oleh dunia, tetapi bisa disembuhkan oleh dzikir yang tulus di malam hari. Mari temukan rahasia kedamaian yang tidak bisa dibeli — hanya bisa dirasakan. 👉 Lanjutkan ke Halaman 2: Rahasia Spiritual di Balik Dzikir Malam — Mengapa Allah Memanggil Hamba-Nya di Saat Semua Terlelap